SUARAPETERNAKAN.COM – Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Strain ayam petelur di Indonesia yaitu isa brown ross brown, lohman dan rosella. Merupakan hasil persilangan antara ayam arab dengan ayam kampung pejantan.
Laju pertumbuhan ayam ras petelur sangat cepat, yaitu pada umur 4,5 sampai 5 bulan sudah mencapai dewasa kelamin. Kemampuan memproduksi telur cukup tinggi yaitu 230-350 butir/tahun. Bobot telur 50-60 gram/butir, kemampuan memanfaatkan pakan cukup tinggi.
Ciri-ciri ayam petelur produktif adalah mata bening, bulu cerah, sayap kuat, kaki dapat berdiri tegak, kloaka bersih, tidak ada kotoran disekitar anus, lincah, aktif, nafsu makan dan minum normal.
Ayam ras petelur dibagi menjadi 4 fase pemliharaan yaitu fase starter (0 – 6 minggu), fase grower (6 – 14 minggu), fase pullet/dara (14 – 20 minggu) dan fase layer (20 – 75 minggu). Ayam ras petelur akan mulai bertelur pada umur 22 minggu hingga masa afkir.
Ayam akan bertelur jika pakan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan nutrisi untuk ayam petelur berumur lebih dari 18 minggu adalah Energi Metabolisme (EM) 2850 kkal/kg dan Protein 16% (NRC, 1994).
Organ pencernaan yang meliputi hati, pankreas dan empedu mempunyai hubungan dengan saluran pencernaan dengan adanya suatu duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekskresikan material dari organ acetori ke saluran pencernaan yang berguna untuk kelancaran proses pencernaan.
Menutut Ardingsasi (2008) dinyatakan
bobot organ dalam yang meliputi hati, pankreas dan empedu dipengaruhi oleh
jumlah penyerapan nutrien makanan dan kandungan serat kasar.Oleh karena itu,
untuk meningkatkan penyerapan nutrien perlu adanya penambahan feed additive.
Sistem pencernaan merupakan sistem yang terdiri dari saluran pencernaan dan
organ-organ pelengkap yang berperan dalam proses perombakan bahan makanan, baik
secara fisik, maupun kimia menjadi zat-zat makanan yang siap diserap oleh
dinding saluran pencernaan.
Unggas khususnya ayam ras petelur mempunyai saluran pencernaan yang sederhana, karena unggas merupakan hewan monogastrik (berlambung tunggal). Saluran-saluran pencernaan pada ayam ras petelur terdiri dari mulut, esophagus, proventriculus, usus halus, saekum, usus besar, dan kloaka (Abun, 2007).
Menurut Suthama dan Ardiningsasi (2012) usus besar unggas sangat pendek jika dibandingkan dengan hewan non ruminansia lain, terutama dengan babi dan manusia. Kenyataan ini dihubungkan dengan jalannya makanan di kolondan saekum, diketahui bahwa ada aktivitas jasad renik dalam usus besar unggas tetapi sangat rendah jika dibandingkan dengan non ruminansia lain.
Fungsi utama saluran pencernaan
adalah sebagai absorbsi zat-zat nutrien. Proses pencernaan kimiawi berlangsung
pada usus halus, dan mempunyai peranan penting dalam transfer nutrisi. Proses
pencernaan pertama berlangsung dalam duodenum dimana empedu dari hati dan enzim
pankreas dikirim ke duodenum dan ditambah oleh enzim lain yang dihasilkan oleh
bagian usus yang lain bersama-sama mencerna makanan. Yeyenum dan ileum memiliki
peranan mengabsorbsi nutrisi, asam amino, vitamin dan monosakarida. Absobsi
nutrien oleh duodenum, yeyenum, dan ileum ditransfer ke dalam sirkulasi darah
dan limfe untuk diedarkan ke seluruh tubuh (Suthama dan Ardiningsasi, 2012).
Menurut Doeschate et al, (1993) bahwa :
a. Pada ayam tidak terjadi proses pengunyahan dalam mulut karena ayam tidak
mempunyai gigi, tetapi di dalam ventrikulus terjadi fungsi yang mirip dengan
gigi yaitu penghancuran makanan.
b. Lambung yang menghasilkan asam lambung (HCl) dan dua enzim pepsin dan rennin
merupakan ruang yang sederhana yang berfungsi sebagai tempat pencernaan dan
penyimpan makanan.
c. Sebagian besar pencernaan terjadi di dalam usus halus, disini terjadi
pemecahan zat-zat pakan menjadi bentuk yang sederhana, dan hasil pemecahannya
disalurkan kedalam aliran darah melalui gerakan peristaltik di dalam usus halus
terjadi penyerapan zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Yamauchi dan Isshiki (1991) menambahkan bahwa pada ayam pedaging villi ususnya
lebih besar dibandingkan dengan ayam petelur White Leghorn. Ayam yang diberikan
makanan basah dapat meningkatkan villi pada duodenum, yeyenum, ileum, saekumdan
kolon dibandingkan dengan ayam yang diberi pakan kering. Perkembangan villi-villi
usus pada ayam broiler berkaitan dengan fungsi dari usus dan pertumbuhan dari
ayam tersebut (Sun, 2004).
(Berbagai Sumber)